Melihat Proses Kreatif Menulis Penyair Pulo Lasman Simanjuntak Dalam Periode Panjang
Jakarta, globalaktual.com – Dalam refleksi sastra (baca puisi-sajak-red) sampai bulan kedua, tepatnya Jumat, 7 Februari 2025.
Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak turunkan 12 sajak yang dimulai pada proses kreatif awal mula menulis puisi periode tahun 1980 sampai tahun 1985.
Sebuah perjalanan panjang dalam menulis puisi-dimulai saat duduk di bangku sekolah menengah atas- sampai hari ini, Jumat, 7 Februari 2025.
Karya puisi-nya telah dimuat pada 23 media cetak (koran, suratkabar mingguan, dan majalah) serta dipublish (tayang) pada 248 media online (website) serta majalah digital di Indonesia, dan Malaysia.
Karya puisi sebagian merupakan perjalanan kerohanian ini-juga telah “menyebar” sampai ke negara Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, Republik Demokratik Timor Leste, Bangladesh, dan terakhir India.
Selain itu ratusan puisi-nya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal, dan 35 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.
Dalam tiga tahun terakhir ini, penyair, wartawan, dan rohaniawan Pulo Lasman Simanjuntak (63) sering diundang membaca puisi di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB.Jassin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) Taman Ismail Marzuki (TIM), Radio Republik Indonesia (RRI), Cafe Sastra Balai Pustaka, dan sejumlah tempat komunitas sastra di wilayah Jabodetabek.
Mengutip apa yang dikatakan kritikus sastra Narudin Pituin “puisi ialah karya sastra tersulit, demikian kata pakar teori sastra barat. Mengapa puisi disebut karya sastra tersukar, karena bentuk, bahasa, dan isi puisi harus benar-benar padu.Ketidakpaduan sebuah puisi menunjukkan ketidaksempurnaan dalam mengolah trikotomi puisi (tiga bagian) puisi itu.
(Resolusi Tahun 2025-wa group Kampung Seni Jakarta, Selasa, 31 Desember 2024).